Links

Selasa, 24 November 2015

Ini Cuma Soal Laron

Peyek Laron



Malam kemarin beberapa saat setelah saya mulai mengaji bareng bocah, tiba-tiba datang segerombolan hewan yang tak diundang. Ya, ndak usah saya kasih tahu juga Anda sudah tahu karena sudah saya sebutkan di judul itu, juga sudah saya tempelin gambarnya di atas itu, ya walaupun versi peyeknya,  iya laron itu. Ada yang tidak tahu apa itu laron? Ah, jangan bercanda.
Setelah hujan deras di siang harinya, (kebetulan awal November merupakan permulaan musim hujan tahun ini) gerombolan laron itu berterbangan kesana-kemari mengerubuti lampu dan berhasil membikin bocah-bocah unyil berlarian heboh. Unyil-unyil ini bolehnya gembira kok kebangetan. Wong laron aja lho heran. Tapi saya juga maklum dengan kegembiraan mereka, lha saya kecil dulu juga suka sekali mengejar laron yang berterbangan itu.
            Pertanyaan yang dulu suka menggelayuti rasa ingin tahu saya, hari ini jadi muncul kembali. Laron-laron itu, kenapa kok doyan sekali sama lampu? Saking doyannya, kalau seandainya laron ditakdirkan oleh Tuhan untuk boleh memiliki duit seperti manusia, mungkin mereka akan membelanjakan habis semua duitnya buat membeli lampu. Kalau sempat beli handphone pun harus yang ada senternya. Jadi bisa dikerubutin ramai-ramai oleh seluruh anggota geng laron.
            Pernah saya baca dalam sebuah buku dahulu, kalau tidak saya salah ingat, ternyata laron keluar dari sarangnya untuk mencari pasangan, kemudian menikah (?), dan kemudian menjadi raja dan ratu di kerajaan rayap yang baru.
            Tapi, kenapa mereka para laron itu suka mengerubungi lampu hanya kalau habis turun hujan deras saja? Kenapa tidak setiap hari saja? Ternyata, setelah saya membaca lagi, (kali ini dari sebuah artikel di internet), alasan mereka keluar hanya saat hujan adalah karena mereka terganggu dengan suhu lembab dari air hujan yang sampai ke dalam sarangnya.
            Akhirnya saya jadi tambah bingung lagi sekarang. Ini mana yang benar, mereka keluar sarang karena terkena hujan, atau karena buat mencari jodoh? Belum lagi soal rontoknya sayap mereka, yang konon katanya karena mereka sudah bertemu jodohnya, maka rontoklah sayapnya. Ada lagi yang mengatakan, laron tak akan lama lagi hidupnya setelah keluar sarang dan kawin. Lah kalau mati, gimana mereka bisa berkembang biak? Ada lagi yang mengatakan jika sudah begitu, sepasang laron akan hidup dan membangun kerajaan rayap baru lagi. Ah, entah,,, mumet kepala saya cuma gara-gara laron.
            Esok harinya saya tanya sama teman, kira-kira begini wawancara saya itu:
            “Heh, saya mau tanya. Kamu tahu laron kan?”
            “Iya.”
“Itu kenapa mereka suka keluar dan mengerubungi lampu kalau habis hujan, tujuannya biar ngapa?”
“Ya, terusik mungkin, mas. Sarang mereka kena air.”
“Itu doang? Lha katanya mereka itu keluar buat cari pasangan?”
“Ya, itu juga mungkin, mas.”
“Lha kenapa mesti nunggu hujan? Kalau ndak hujan mereka kemana?”
“Ya, di rumahnya lah..”
“Heeak, repot amat ritualnya..”
“Ya, paling tidak dengan mereka keluar kan jadi tidak jomblo lagi.”
Hussy, jahanam tenan iki bocah, dari membahas soal laron kok sampai nyangkut ke jomblo segala.
Puja K, Pekanbaru, 05 November 2015
Comments
0 Comments
Facebook Comments by Media Blogger

Tidak ada komentar:

Posting Komentar