Links

Sabtu, 23 Agustus 2014

Yutuk Dalam Kenangan




Jauh delapan tahun ke belakang, adalah saya yang masih SMP. Saya merantau selama dua tahun di Cilacap, Jawa Tengah. Apa yang paling berkesan selama disana bagi saya? Banyak. Tapi tidak semua saya akan siarkan disini.
 Saya tinggal di sebuah desa pinggir pesisir yang namanya tidak mau saya sebutkan. Kok? Ya sudah, namanya Desa Bunton. Tahu? Saya sangka juga apa.. Berdekatan dengan Gunung Selok, yang katanya angker, bagi yang tahu. Diapit dua muara yaitu muara sungai Serayu dan, yang satu lagi saya lupa namanya karena orang sana biasa menyebutnya dengan nama “bedahan”. Yah entahlah, pokoknya kami sering mancing disana. 

Kembali ke judul. Ada yang belum tahu apa itu yutuk? Jujur saya sedang kengen berat sama dia. Habis, dia itu sexy dan menggoda dan menantang! Kali pertama berkenalan dengannya adalah saat saya sedang melancong ke pantai desa ini. Pantainya memang tidak begitu indah tapi ya cukup lebar juga. Kalau sempit itu toilet yak. :D Hitam pasirnya, besar ombaknya. Gosong kulitnya saya. Panas banget woy!
Nah, Yutuk (Emerita sp.) adalah salah satu hewan yang berkerabat dengan udang-udangan, biasa hidup di garis pantai, terutama pantai yang berpasir hitam (Pasir besi). Hewan ini banyak di temui di sepanjang pesisir selatan Pulau Jawa. Di tempat lain saya kurang tahu.  Yutuk juga dikenal secara umum dengan nama undur-undur laut, karena jalannya memang suka mundur. Rata-rata besarnya seukuran jempol kaki utuh orang dewasa. Hewan ini suka mangkal di bawah pasir yang terkena ombak. Kalau dilihat saat ombak surut, ia mirip kerikil di atas pasir karena yang tampak hanya ujung kepalanya. Kalau kita datangi, ia akan langsung menenggelamkan badannya ke dalam pasir.
Cara menangkapnya adalah dengan menggali pasir di lokasi yang diduga terdapat ini hewan. Kami biasa melihat dahulu, kalau terlihat banyak mirip kerikil di atas pasir, nah disitu kami akan duduk dan menggali pasir dengan tangan, sambil menahan terjangan ombak yang sadis. Mengasyikkan. Tapi kalau datang ombak yang cukup besar, kita bisa terlempar lumayan keras.
Kalau sedang musimnya, tak membutuhkan waktu lama untuk mendapatkan seember yutuk. Kami pernah melakukannya. Kami betah berendam lama-lama saat disana. Makanya sekarang saya hitam manis. :D
Sampai di rumah, hewan ini biasa kami goreng. Lezat rasanya broo!! Gurih dan kriuk krriiuukkk! Tapi kalau terlalu banyak bisa bikin pusing kepala. Kali pertama kami mengganyang ini hewan, kami sampai lupa diri, kalap, diembat sampai teler. Enaknya sadis!
Yutuk juga biasa diolah menjadi rempeyek. Namanya ya rempeyek yutuk. Enak juga. Beberapa kali kami pernah membuatnya. Rempeyek yutuk juga menjadi wisata kuliner khas pantai Widara Payung, daerah yang tak jauh juga dari desa itu.
Ini dia Penampakannya
Ini kalau sudah digoreng.. lezatnya sadis!
Dibikin rempeyek jadi tambah seksi.
Ini partner kita dahulu dalam berburu yutuk

            Kapan ya kesana lagi…….
Salam Yutuk!

Pekanbaru, 23 Agustus 2014
Comments
0 Comments
Facebook Comments by Media Blogger

Tidak ada komentar:

Posting Komentar